-->

Orang Jawa Harus Tahu, Nilai-Nilai Luhur Dalam Tradisi Slametan Jawa

- Oktober 08, 2019
EYZA BLOG - Nilai-Nilai Luhur Dalam Tradisi Slametan Jawa | Slametan atau kenduri atau kenduren, adalah istilah Jawa yang tentunya tidak asing bagi masyarakat Jawa. Terutama bagi masyarakat jawa yang tinggal di daerah seperti saya. Slametan atau kenduri, sudah menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun hingga untuk beberapa tradisi tetap lestari sampai saat ini.

Namun, beberapa tradisi juga sudah mulai ditinggalkan oleh para generasai saat ini. Misal tradisi slametan metik padi, slametan hari kelahiran (weton), slametan nganyari (masak nasi pertama dari hasil panen), dan slametan-slametan lainnya.

nilai-nilai luhur tradisi slametan jawa


Alasan tradisi-tradisi tersebut ditinggalkan tidak lain karena adanya keterbukaan informasi, sehingga masyarakat semakin melek ilmu pengetahuan sehingga akal logika kian berkembang. Kalau selama ini mereka memahami slametan hanya sekedar seremoni penuh mistis yang berbau khurafat, tahayul, dan musyrik maka otomatis tradisi slametan akan ditinggalkan karena generasai saat ini sudah secara perlahan meninggalkan hal demikian. Meskipun sebenarnya, mereka yang meninggalkan tradisi ini juga gak faham-faham banget tentang ajaran agama yang sesungguhnya.

Nah, sebenarnya saya ingin melihat tradisi slametan ini dari sisi lain. Bukan dari sisi klenik-nya. Saya secara pribadi, melihat adanya nilai-nilai luhur dalam tradisi slametan. Setidaknya, saya melihat ada 5 nilai luhur yang sebenarnya bisa dijadikan alasan bagi masyarakat untuk tetap memelihara tradisi ini.

5 Nilai Luhur Dalam Tradisi Slametan

1. Nilai Bersyukur

Kita tahu, bahwa sebagian besar tradisi slametan sejatinya adalah sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas segala anugrah yang telah diberikan. Misal slametan metik pari (slametan memanen padi), ini adalah wujud syukur dari petani yang akan memanen padinya. Begitu halnya dengan slametan hari kelahiran (weton), juga merupakan rasa syukur dari perseorangan karena sudah dianugrahi umur panjang dan diberi kesehatan dan keselamatan.

2. Nilai Semangat Berbagi Kebahagiaan

Ini mungkin masih hampir sama dengan bersyukur, tapi ini lebih kepada hubungan sesama manusia. Orang yang mendapatkan anugrah, ingin berbagi kebahagiaan dengan orang disekitarnya. Dalam tradisi, yang paling utama adalah tetangga dan saudara. Maka ketika seseorang akan mengadakan slametan, yang pertama diundang adalah saudara dan para tetangga. Tujuannya adalah agar saudara dan para tetangga bisa ikut merasakan kebahagiaan (anugrah) yang diterima dari Tuhan.

3. Nilai Silaturahim

Nah ini yang sangat penting. Slametan identik dengan mengumpulkan saudara dan tetangga. Artinya, disini ada nilai silaturahim, dimana kalau dikota-kota besar silaturahim ini sudah menjadi sesuatu yang mahal. Bayangkan saja, antar tetangga saja bisa tidak saling mengenal. Maka dengan adanya tradisi slametan, dalam suatu kampung atau dusun, antar tetangga akan sering bertemu (berkumpul). Ketika sudah berkumpul, tentu mereka akan saling sapa, bahkan bisa lebih intim dengan mebicarakan masalah-masalah kemasyarakatan.

4. Nilai gotong royong (kebersamaan)

Gotong royong adalah jiwa manusia Indonesia. Masyarakt Indonesia secara umum dan khususnya di jawa, tradisi gotong royong ini sudah mengakar kuat, terutama bagi masyarakat-masyarakat di daerah. Namun, seiring berjalannya waktu, karena manusia sudah merasa bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, maka kemudian tidak merasa membutuhkan orang lain, sehingga akhirnya dengan tetangga saja tidak saling mengenal.

Dengan adanya tradisi slametan, selain mengumpulkan orang untuk menikmati hidangan dari sohibul hajat, juga mengundang saudara dan tetangga untuk membantu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk penyelenggaraan slametan. Inilah nilai gotonga royong, nilai kebersamaan yang ada dalam tradisi slametan.

5. Nilai karakter bangsa

Karakter bangsa yang saya maksud di sini adalah ciri sebuah bangsa. Sebuah bangsa akan memiliki ciri, jika bangsa tersebut memiliki budaya-budaya tersendiri, yang unik, yang berbeda dengan bangsa-bangsa yang lain. Slametan ini sudah menjadi ciri sebuah suku bangsa. Karena setiap suku di Indonesia memiliki tradisi slametan sendiri-sendiri, dengan keunikannya tersendiri.Tentu saja, keunikan-keunikan dari tradisi ini kemudian menjadi sebuah ciri bangsa besar, yaitu bangsa Indonesia.

Nah, itulah nilai-nilai luhur dalam tradisi slametan jawa yang tentu saja penulisan ini hanya bersifat perspektif pribadi yang merasa bangga dengan tradisi saya sendiri sebagai orang Jawa dan tentunya saya juga mencintai tradisi-tradisi di daerah lain yang ada di Indonesia.
Direkomendasikan


Show EmoticonHide Emoticon

 

Start typing and press Enter to search