EYZA BLOG - 7 mitos jawa yang mengandung kebenaran - tidak semua mitos, pamali (orang sunda), ora ilok (orang jawa) itu bernilai khurafat, musyrik atau sejenisnya. Adanya mitos-mitos seperti pamali atau ora ilok, hanya cara orang tua dulu untuk menasihati anak-anak yang memiliki perilaku yang tidak cocok dagan tata kesopanan dan adat istiadat.
Inilah yang disebut sebagai kearifan lokal. Bahwa, leluhur orang jawa pada zaman dahulu, meskipun belum memiliki norma-norma agama, tapi mereka memiliki norma-norma kesusilaan yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Nah, dalam rangka mengukuhkan norma-norma tersebut, terkadang para leluhur menggunakan cerita-cerita mitos.
Cara seperti ini, ternyata sangat efektif untuk memaksa anak-anak agar mau mematuhi norma-norma yang ada. Hal ini tentu, karena alam pikiran anak zaman dahulu belum terbuka seperti sekarang. Beda halanya dengan zaman milenial seperti sekarang ini, anak sekarang lebih mengedapankan rasio daripada hal-hal mistis yang dalam pikiran mereka belum tentu akan terjadi. Maka tak heran kalau mitos-mitos orang tua dulu, oleh anak zaman now malah sering dijadikan candaan dan bahkan dihukumi sesat. wow......
Tapi, kamu sebaiknya tahu, apa sebenarnya pesan filosofi yang terkandung dalam setiap mitos. Inilah kandungan filosofi dari setiap mitos yang ada.
Jadi, kamu gak perlu anti sama pamali. Hal-hal tersebut bisa jadi memang buat kebaikanmu sendiri.
Inilah yang disebut sebagai kearifan lokal. Bahwa, leluhur orang jawa pada zaman dahulu, meskipun belum memiliki norma-norma agama, tapi mereka memiliki norma-norma kesusilaan yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Nah, dalam rangka mengukuhkan norma-norma tersebut, terkadang para leluhur menggunakan cerita-cerita mitos.
Cara seperti ini, ternyata sangat efektif untuk memaksa anak-anak agar mau mematuhi norma-norma yang ada. Hal ini tentu, karena alam pikiran anak zaman dahulu belum terbuka seperti sekarang. Beda halanya dengan zaman milenial seperti sekarang ini, anak sekarang lebih mengedapankan rasio daripada hal-hal mistis yang dalam pikiran mereka belum tentu akan terjadi. Maka tak heran kalau mitos-mitos orang tua dulu, oleh anak zaman now malah sering dijadikan candaan dan bahkan dihukumi sesat. wow......
Tapi, kamu sebaiknya tahu, apa sebenarnya pesan filosofi yang terkandung dalam setiap mitos. Inilah kandungan filosofi dari setiap mitos yang ada.
1. Anak gadis yang duduk di depan pintu dipercaya sulit dapat jodoh.
timemanagementninja.com
Pemikiran
ini sebenarnya berkembang untuk mendidik perempuan agar berlaku sopan.
Sebab, duduk di depan pintu adalah hal yang kurang sopan, karena secara
langsung menghalang-halangi orang untuk masuk atau keluar dari ruangan.2. Duduk di atas bantal nanti jadi bisulan.
Sama seperti mitos tutup piring, mitos ini berkembang sebagai upaya mengembalikan fungsi barang. Bantal mulanya memang dibuat untuk kepala, bukan untuk kaki atau bagian tubuh lain. Kalau diinjak atau diduduki, bantal jadi kotor, kepala pun ikut kotor saat bantal itu dipakai.3. Gadis yang makan sayap ayam bisa jauh dari jodoh.
Sayap ayam mengandung banyak lemak. Dikhawatirkan, remaja, yang hormonnya sedang tak stabil akan jerawatan setelah makan sayap ayam terlalu banyak. Itulah yang dimaksud jauh dari jodoh. Kalau kulit muka tak bersih, gadis dianggap sulit dapat pacar. Namun lagi-lagi ini hanya soal pemahaman.4. Bersiul saat malam hari berarti memanggil setan.
Orang pada dasarnya memang takut setan. Karenanya, mitos ini dibuat agar orang tak bersiul kala malam hari. Sebab, dapat mengganggu tetangga sekitarnya. Apalagi di desa suasanannya amat sunyi saat malam. Jadi bersiul akan mengganggu istirahat seseorang. Hal ini juga berhubungan dengan asas kesopanan.5. Keluar saat Maghrib bisa diculik wewe gombel.
Orang zaman dulu, apalagi anak-anak, sangat takut dengan wewe gombel yang kabarnya suka menculik. Mitos ini dibuat agar anak-anak tak keluar kala magrib. Sebab, magrib adalah waktunya orang beribadah atau istirahat dari aktivitas seharian. Magrib juga jadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Itulah sebabnya mengapa mitos ini dibuat dan berkembang di tengah masyarakat.6. Mengambil makanan di meja makan sebelum orang tua mengambilnya dianggap pamali.
Lagi-lagi alasan logis dari mitos ini adalah soal asas kesopanan. Orang Indonesia, khususnya orang Jawa, amat menjunjung nilai kesopanan. Menurut mereka, tak sopan bila mendahului orang tua makan. Mitos ini mendidik anak-anak untuk menghargai orang yang lebih tua.7. Makan sambil tiduran bisa jadi ular.
Orang dulu percaya kalau makan sambil tiduran bisa jadi ular. Alasan logisnya tentu soal pencernaan. Makan sambil tiduran tak baik untuk pencernaan dan bisa membuat orang sakit. Karena itu, mitos tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang zaman dulu.Jadi, kamu gak perlu anti sama pamali. Hal-hal tersebut bisa jadi memang buat kebaikanmu sendiri.
Show EmoticonHide Emoticon