EYZA BLOG - Taqwa adalah menjauhi larangan dan melaksanakan perintah. Penjelasan singkat inilah yang paling melekat pada diri penulis. Karena penjelasan inilah yang sering disampaikan dalam berbagai tulisan baik materi pelajaran maupun materi-materi ceramah yang sering dikemukakan oleh para guru ngaji.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran (kufr) di dalamnya.
Takwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa.
Semakin memiliki jabatan tinggi semakin rendah hati, semakin memiliki kekuasaan semakim belas kasihan terhadap yang lemah.
Tawadhu’ merupakan salah satu akhlakul karimah atau akhlak yang mulia, akan tetapi semakin cepat perubahan zaman, semakin merosot pula akhlak.
Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadha’a yang berarti merendahkan, serta juga berasal dari kata ittadha’a dengan arti merendahkan diri.
Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan.
Tawadhu yaitu perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala atau kata-kata lain yang sepadan dengan tawadhu’.
Tawadhu’ merupakan status pemberian atau penilaian seseorang kepada orang lain, sehingga tidak bisa menyebut dirinya dengan seorang yang rendah hati.
Pendeknya dengan qona’ah ini kita akan lebih bersyukur dengan yang telah Allah tetapkan kepada kita. Balasan dari Allah untuk mereka yang bersikap qonaah selama di bumi yaitu kita akan merasakan kehidupan di dunia ini dengan lebih baik lagi.
Kata yang sederhana, namun jika sifat ini dimiliki, maka seseorang akan mendapatkan banyak kebaikan. Wara’ secara sederhana berarti meninggalkan perkara haram dan syubhat, itu asalnya. Para ulama seringkali memaksudkan wara’ dalam hal meninggalkan perkara syubhat dan perkara mubah yang berlebih-lebihan, juga meninggalkan perkara yang masih samar hukumnya. Mari kita lihat sejenak mengenai sifat wara’ ini.
Mengenai keutamaan sifat wara’ telah disebutkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
“Keutamaan menuntut ilmu itu lebih dari keutamaan banyak ibadah. Dan sebaik-baik agama kalian adalah sifat wara’” (HR. Ath Thobroni dalam Al Awsath, Al Bazzar dengan sanad yang hasan. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 68 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).
Ya, penjelasan ini memang yang paling mudah untuk difahami. Lebih sederhana lagi, bahwa taqwa bisa diartikan sebagai ketaatan. Tentu taat dalam menjalankan kewajiban maupun taat dalam menjauhi larangan.
Kata taqwa sering juga disandingkan dengan kata iman, bahkan sampai ada akronim IMTAK yang artinya iman dan taqwa. Kata taqwa merujuk pada sikap seseorang atau pribadi seseorang yang berhubungan dengan Tuhan-nya. Karena begitu pentingnya sesorang memiliki sifat taqwa dalam dirinya, maka banyak guru yang mengajarkan dan mendoakan agar para muridnya menjadi orang yang bertaqwa. Bahkan, mencetak pribadi yang bertaqwa menjadi visi pada beberapa lembaga pendidikan.
Berbagai Pengertian Taqwa
“Takwa adalah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan mendekatkan diri pada Allah selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah.Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran (kufr) di dalamnya.
14 Keutamaan Orang Taqwa
Taqwa ini menjadi perintah Alloh SWT kepada hambanyak. Sudah tentu dibalik setiap yang diperintahkan oleh Alloh ada keutamaan, kemuliaan, hikmah yang mendalam. Oke, untuk membedah apa saja keutamaan atau kemuliaan orang bertaqwa disisi Alloh berikut saya kutip penjasannya secara mendalam dari situs resmi NU dengan judul asli 14 Keutamaan Orang Taqwa Yang Diperoleh di Dunia pada link https://islam.nu.or.id/post/read/116318/14-kemuliaan-orang-takwa-yang-diperoleh-di-dunia
1. Mendapat Pujian dan Pahala Dari Alloh SWT
Bayangkan betapa gembiranya seseorang saat mendapat sanjungan dari makhluk dan nama baiknya disebut-sebut di hadapan khalayak. Lantas bagaimana jika mendapat sanjungan dari Dzat Yang Maha Kuasa. Salah satunya dalam ayat berikut, Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar, (QS. Ali ‘Imran [3]: 171-172)
2. Mendapat Penghormatan dari Alloh SWT
Penghormatan dari makhluk saja terkadang membuat seseorang terhormat, merasa bangga dan mulia, bagaimana jika penghormatan itu datang Dzat Yang Maha Mulia.
3. Dicintai Oleh Allah SWT
Permintaan apa pun terhadap sang kekasih, pasti diberi. Terlebih jika kekasihnya adalah Dzat yang memiliki segalanya. Hal itu salah satunya diungkapkan dalam ayat berikut, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa, (QS. at-Taubah [9]: 7
4. Segala Urusannya Ditangani Langsung Oleh Alloh SWT
sebagaimana ayat perintah takwa berikut ini, yang diakhiri dengan janji pengawasan-Nya, Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu, (QS. An-Nisa’ [4]: 1)
5. Selalu Diberikan Solusi dan Mendapat Rizqi Tak Terduga
sebagaimana firman Allah, Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, (Q.S. ath-Thalaq [65]: 2-3)
6. Selalu ditolong dan dilindungi Alloh SWT
Orang yang bertaqwa akan selalu mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari perbuatan orang-orang yang zalim dan berniat buruk.
7. selalu merasa ditemani dan diberi ketenangan
sehingga tidak takut terhadap keadaan apa pun, tidak takut terhadap perubahan dan kesulitan apa pun.
8. Dianugerahi kemuliaan diri,
tidak mau direndahkan atau dilalaikan oleh dunia dan para pemiliknya. Interaksinya dengan dunia hanya sebatas di tangan saja, tidak sampai ke dalam hati kecuali yang berkaitan dengan urusan akhirat. Dirinya sadar akan ayat yang menyatakan, Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, (QS. Al-An‘am [6]: 32).
9. Selalu diberi kelapangan dan kekayaan hati.
Sedangkan orang yang kaya hati lebih kaya dari orang yang kaya dunia. Hatinya selalu diliputi ketenangan, tidak kaget dengan ujian dan tipu daya makhluk, tidak sedih dengan kehilangan sesuatu, sebab hatinya yakin apa pun yang menimpa Allah berasal dari Allah, sedangkan Dia adalah Dzat yang dicintainya.
10. hatinya selalu terang dengan cahaya, petunjuk, rahasia Allah, hikmah, dan ilmu,
sebagaimana firman Allah, Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. Al-Baqarah [2]: 282).
11. dicintai, dihormati, bahkan disegani oleh makhluk,
baik oleh orang alim maupun orang awam, baik orang yang baik maupun orang yang jahat. Pasalnya, Allah meletakkan keagungan, kecintaan, dan karismatik pada dirinya, sehingga membuat orang lain segan dan tak berani melakukan sesuatu yang tak pantas.
12. diberikan keberkahan dalam hidupnya.
Keberkahan sendiri berarti bertambahnya kebaikan terhadap kebaikan yang ada. Keberkahan dalam ilmu, usia, harta, dan keturunan, misalnya. Semakin banyak ilmunya, semakin banyak amalnya. Semakin banyak hartanya, semakin banyak sedekahnya. Dan seterusnya.
13. doanya mustajab dan pembicaraannya tajam.
Tidaklah meminta sesuatu kecuali dikabulkan oleh Allah, tidaklah meminta satu pertolongan, kecuali akan ditolong. Tidaklah melontarkan satu sumpah, kecuali akan terjadi.
14. dibukakannya kunci-kunci kekayaan langit dan bumi.
Apa pun yang diinginkannya, terkabulkan. Ingin makanan tertentu, misalnya, niscaya Allah akan mengabulkannya, baik melalui perantara makhluk maupun perantara malaikat. Bahkan, hewan buas sekalipun tunduk kepadanya.
Penjelasan Ringan Tentang Taqwa
Kata taqwa sering menjadi materi penceramah ketika sedang menyampaikan tausiyah kepada para jamaahnya. Mereka selalu memiliki cara-cara unik dalam menyampaikan suatu masalah agar mudah difahami.
Untuk menggambarkan karakter tentang orang yang bertaqwa, kemudian TAQWA dijadikan sebuah akronim yang memiliki arti tersendiri. Misal, ada yang menjelaskan bahwa kata taqwa terdiri dari tiga huruf hijaiyah, yaitu TA, QOF dan WAU. Dari ketiga huruf ini kemudian dijabarkan huruf TA menjadi kata TAWADLU, huruf QOF menjadi kata QONA'AH, dan huruf WAU menjadi kata WARO.
Pengertian Tawadlu
Tawadhu’ memiliki arti sama dengan rendah hati. Seperti dalam peribahasa orang yang taawadhu’ bagaikan padi yang semakin berisi semakin menunduk (rendah hati).Semakin memiliki jabatan tinggi semakin rendah hati, semakin memiliki kekuasaan semakim belas kasihan terhadap yang lemah.
Tawadhu’ merupakan salah satu akhlakul karimah atau akhlak yang mulia, akan tetapi semakin cepat perubahan zaman, semakin merosot pula akhlak.
Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadha’a yang berarti merendahkan, serta juga berasal dari kata ittadha’a dengan arti merendahkan diri.
Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan.
Tawadhu yaitu perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala atau kata-kata lain yang sepadan dengan tawadhu’.
Tawadhu’ merupakan status pemberian atau penilaian seseorang kepada orang lain, sehingga tidak bisa menyebut dirinya dengan seorang yang rendah hati.
Pengertian Qona'ah
Arti Qanaah adalah suatu sikap yang rela menerima dan selalu merasa cukup dengan hasil yang sudah diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas juga perasaan kurang. Dan seseorang bisa disebut bersifat qonaah apabila memiliki pendirian dengan apa yang telah diperoleh atau bersyukur atas yang ada pada dirinya karena semua adalah kehendak Allah.Pendeknya dengan qona’ah ini kita akan lebih bersyukur dengan yang telah Allah tetapkan kepada kita. Balasan dari Allah untuk mereka yang bersikap qonaah selama di bumi yaitu kita akan merasakan kehidupan di dunia ini dengan lebih baik lagi.
Pengertian Waro
Kata yang sederhana, namun jika sifat ini dimiliki, maka seseorang akan mendapatkan banyak kebaikan. Wara’ secara sederhana berarti meninggalkan perkara haram dan syubhat, itu asalnya. Para ulama seringkali memaksudkan wara’ dalam hal meninggalkan perkara syubhat dan perkara mubah yang berlebih-lebihan, juga meninggalkan perkara yang masih samar hukumnya. Mari kita lihat sejenak mengenai sifat wara’ ini.
Mengenai keutamaan sifat wara’ telah disebutkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
فضل العلم خير من فضل العبادة وخير دينكم الورع
“Keutamaan menuntut ilmu itu lebih dari keutamaan banyak ibadah. Dan sebaik-baik agama kalian adalah sifat wara’” (HR. Ath Thobroni dalam Al Awsath, Al Bazzar dengan sanad yang hasan. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 68 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).
KESIMPULAN :
Taqwa adalah sikap atau perilaku seseorang yang secara sadar taat kepada Alloh SWT dalam menjalankan segala perintah dan secara sadar juga menjauhi segala yang dilarang oleh Alloh SWT. Orang yang memiliki sifat taqwa sangat dicintai oleh Alloh SWT, sangat mulia di sisi Alloh SWT dan segala urusan serta hajatnya dijamin oleh Alloh SWT.
Orang yang bertaqwa akan tercermin dalam akhlaknya yang mulia atau orang yang bertakwa memiliki akhlakul karimah yang diantaranya dalah sifat Tawadlu yang artinya rendah hati, qonaah mearsa cukup dan selalu bersyukur dengan anugrah Alloh SWT serta memelihara dirinya dari yang haram bahkan memelihara dirinya dari perkara syubhat (samar atau belum jelas hukumnya) dan memeliharan diri dari perkara-perkara mubah yang berlebihan.